SIDOARJO – Data pengaduan yang dirilis Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menunjukkan pada awal 2024 sudah mencapai 141 kasus. Apalagi Kasus Pelanggaran Perlindungan Anak Selama 2023 mencapai 2.355 kasus.
Mencegah hal itu agar tidak terjadi, Smasyimduta (SMA Wachid Hasyim 2 Taman) Sidoarjo mengadakan sosialisasi anti perundungan ke peserta didik baru.
Kegiatan yang termasuk dalam rangkaian Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) itu dilaksanakan secara terpusat di Grha Anugerah Gusti 1 YPM pada 17 Juli 2024.
Di depan ratusan peserta didik baru sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma’arif (YPM) Sepanjang ini, H. Amir Mahmud, M.Psi, Koord guru BK, menjelaskan tentang berbagai penyebab perundungan, akibat dan juga pencegahannya.
“Penyebabnya bisa jadi masalah di sekolah, rumah, dalam kelompok sebaya, kondisi lingkungan sosial, tayangan media sosial, dan media cetak,” jelas kandidat doktor Psikologi Unibraw ini.
Ditambahkan bahwa dengan adanya sosialisasi ini perundungan tidak terjadi di lingkungan sekolah, siswa baru juga perlu mengontrol dirinya untuk tidak menjadi bagian dari perundungan” imbuh salah satu pengurus MGBK Kabupaten Sidoarjo ini.
Selain di isi dengan materi anti perundungan. Siswa-siswi di bekali dengan teknik Self Talk, yang bertujuan untuk menjaga kesehatan mental yang saat ini menjadi permasalahan umum di masyarakat, terutama remaja. Self Talk dapat menurunkan Tingkat risiko stres dan depresi, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan motivasi positif.
“Setidaknya mereka lebih mawas diri dalam berucap dan bersikap di manapun. Terutama di lingkungan sekolah. Agar semakin banyak hal positif terbangun” ucap Agus Andrianto yang juga guru informatika di SMA Wachid Hasyim 2 Taman.
Agus Andrianto yang merupakan hipnoterapis dan Trainer NLP juga menambahkan, bahwa setiap siswa dapat memfilter dirinya dari informasi media sosial yang tidak bermanfaat dengan Self talk.
Sebagai informasi, sosialisasi anti perundungan merupakan salah satu materi MPLS di hari kedua. Kegiatan-kegiatan yang ada di MPLS ini diharapkan memberikan dampak bagi siswa-siswi ketika nanti menjalankan aktivitas kegiatan belajarnya. Dan diharapkan dari kegiatan ini dapat mengurangi angka perundungan yang terjadi terutama di satuan pendidikan. (em)