Biar Jatim Tidak Rusak, MAKI Serukan Masyarakat Jatim Tidak Pilih Cabup/Cawali yang Terindikasi Korupsi

SIDOARJO – Bagi yang pernah menjadi mantan napi koruptor atau pernah melakukan korupsi dengan kemasan policy of corrption, atau namanya disebut dalam fakta persidangan kasus korupsi atau nantinya juga akan diperiksa, sebaiknya pikir-pikir dulu kalau punya syahwat maju dalam Pilkada 2024.

“Saran saya tidak usah memaksakan untuk maju sebagai kandidat cabup/cawali, pasti akan kami buka dan ungkap nantinya ke masyarakat pemilih,” kata Heru Satriyo, Ketua Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Koorwil Jawa Timur.

Simbol komitmen bagi calon bupati/calon walikota untuk bersama-sama “berantas korupsi” harus menjadi narasi utama dalam kontestasi politik dalam pilkada November 2024.

Dikatakan Heru MAKI–sapaan Heru Satriyo, MAKI Jatim secepatnya akan melaunching seruan dan ajakan untuk masyarakat Jawa Timur agar tidak memilih calon bupati/calon walikota yang terindikasi pernah dan sedang berproses dalam dugaan kasus korupsi.

Launching Gerakan ”Pilih Calon Bupati/Calon Walikota yang tidak Korupsi” akan dilaksanakan dalam jangka waktu dekat di kota/kabupaten penyelenggara pilkada serentak 2024.

Gerakan anti korupsi yang digagas MAKI Jatim akan berlangsung di 38 kota/kabupaten se-Jawa Timur serta dipastikan akan menjangkau sampai masyarakat yang tinggal di pedesaan terpencil.

“Kita akan edukasi masyarakat dengan memberikan rekam jejak para calon bupati/calon walikota yang irisannya kuat dengan permasalahan korupsi,” tegas Heru MAKI.

Dalam deklarasi gerakan anti korupsi dengan tagline “Seruan dan Ajak Masyarakat Jawa Timur untuk tidak Memilih Cabup/Cawali yang Kuat Irisannya dengan Korupsi”, MAKI Jatim dan MAKI kabupaten akan bergerak secara masif dan keliling ke desa-desa sembari menyebarkan flier yang berisi rekam jejak cabup/cawali yang kuat irisannya dengan kasus korupsi.

Tidak menutup kemungkinan, kata Heru, MAKI Jatim juga akan merangkul cabup/cawali yang tidak mempunyai irisan kuat dengan permasalahan korupsi dan akan memberikan stempel/cap khusus bagi cabup/cawali yang berani berkomitmen akan menjadikan semangat pemberantasan korupsi menjadi simbol perjuangan dalam memimpin nantinya.

”Saat ini internal pengurus MAKI Jatim sedang menggodok format deklarasi gerakan anti korupsi dalam Pilkada 2024, serta akan menuntaskan dan merampungkan release yang berisi rekam jejak cabup/cawali yang terindikasi tersangkut kasus Korupsi,” jelas Heru MAKI.

Salah satu parameter utama yang berkaitan dengan materi rekam jejak bagi cabup/cawali yang terindikasi kuat irisannya dengan kasus korupsi adalah nama-nama yang disebutkan dalam fakta persidangan terdakwa kasus korupsi, seperti potensi pengembangan kasus Sahat Tua Simanjuntak.

Dalam fakta persidangan untuk terdakwa Sahat Tua terkait kasus korupsi penarikan setoran dana pokmas, jelas disebutkan bahwa tidak hanya Sahat Tua saja yang seperti itu (korupsi jual beli pokmas dan pokir), tetapi banyak pihak sesama kolega di DPRD Jatim yang diduga melakukan hal yang serupa.

Bahkan Sahat Tua dalam sebuah session wawancara pasca sidang, dengan jelas dan lugas, menyampaikan pesan ke koleganya di DPRD Jatim untuk mengkaji kembali kalau mau maju sebagai caleg, termasuk menjadi cabup/cawali.

Model rekam jejak berupa informasi sesuai fakta persidangan ini juga akan menjadi materi dalam flier rekam jejak para cabup/cawali yang mengikuti kontestasi Pilkada 2024.

”Silakan masyarakat membaca dan menilai, calon mana yang memang pas untuk dipilih dan diyakini memegang teguh semangat pemberantasan korupsi yang saat ini semakin menjadi momok atau gendruwo perilaku tiada henti,” jelas Heru MAKI.

MAKI Jatim juga serukan bagi para cabup/cawali yang kuat irisannya dengan kasus korupsi untuk tidak memaksakan diri maju dan mengikuti kontestasi Pilkada 2024.

”Saran saya, jangan maksakan diri maju sebagai cabup/wawali, hanya akan merusak wajah cantik Provinsi Jawa Timur, percuma,” pungkas Heru MAKI.

”Dan yang pasti, insya Allah ketika deklarasi “Gerakan Anti Korupsi bagi Cabup/Cawali” ini akan berjalan sebagai bahasa pengabdian serta ikhtiar MAKI Jatim secara kelembagaan kepada masyarakat Jawa Timur dengan menyuguhkan data dan fakta terkait record dan rekam jejak para cabup/cawali, kita juga akan perhatikan dengan seksama, siapa cabup/cawali yang merasa kebakaran jenggot atas karya nyata kami,” tutur Heru MAKI.(bud)

Related posts