Puskesmas Tarik Sidoarjo Luncurkan Program “Tamasya Sama Mas Tarjo”

Rahayu Budi Utami (berdiri, paling kanan) saat promo kesehatan di posyandu Kandangan.

SiDOARJO – Inovasi program kesehatan untuk balita tak pernah berhenti. Peran posyandu balita dioptimalkan, sebagai wadah untuk memantau tumbuh kembang dan deteksi dini kesehatan balita, dari usia bayi 0 bulan hingga usia pra sekolah 60 bulan.

Lewat program “Tamasya Sama Mas Tarjo” akronim dari Taman Posyandu Bersama Puskesmas Tarik, Sidoarjo, basis posyandu dimaksimalkan.

Program “Tamasya Sama Mas Tarjo” diluncurkan Kamis (13/6), di gedung Posyandu Dusun Kandangan, Desa Banjarwungu, Kecamatan Tarik, Sidoarjo.

Posyandu Dusun Kandangan dan Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-Kanak (TK) Cintara, terpilih oleh Puskesmas Tarik sebagai proyek rintisan awal.

Selama satu semester, sejak Januari hingga Juni 2024, balita binaan posyandu Dusun Kandangan dimonitor dan dievaluasi. Hasilnya, tiga balita yang bersekolah di KB dan TK Cintara, diketahui tumbuh kembang mereka dalam kondisi normal.

Monitoring itu diketahui lewat rapot kesehatan warna merah untuk balita prasekolah yang diterbitkan posyandu Desa Kandangan.

Dalam rapot kesehatan, termuat aspek pemeriksaan fisik balita pra sekolah, yang berisi item riwayat alergi, riwayat MRS (masuk rumah sakit), pengukuran berat badan dan tinggi badan balita.

Aspek psikologinya juga termonitor, lewat kemandirian, kemampuan bersosialisasi, perkembangan kognitif,
juga motorik halus dan kasar, serta pengelolaan emosi balita pra sekolah.

“Selama Januari hingga Juni itu, balita prasekolah kita ajak ke posyandu. Di posyandu, mereka tetap berkegiatan belajar dengan gurunya, sehingga jadwal belajarnya tak libur dan monitoring kesehatannya tetap terpenuhi,” jelas Rahayu Budi Utami S.KM, Koordinator Layanan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Puskesmas Tarik, Sidoarjo.

Ayu, panggilan akrab Rahayu Budi Utami, penggagas “Tamasya Sama Mas Tarjo”, menegaskan programnya juga untuk menekan prevalensi stunting di wilayah kerja Puskesmas Tarik. “Monitoring dan evaluasi balita terus dilakukan tiap semester,” tambah Ayu, lulusan tahun 2019 Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga.

Program tersebut mendapat dukungan Kepala Desa Banjarwungu, Imam Supi’i S.E, yang juga pembina Posyandu Kandangan. “Program ini bagus untuk balita maupun orang tuanya dalam memantau pertumbuhan kesehatan maupun psikologis balita,” nilai Imam Supi’i.

Kalangan Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) wilayah kerja Puskesmas Tarik menyambut antusias pelaksanaan program tersebut, untuk keberlangsungan kesehatan fisik dan psikologis balita pra sekolah.

Kepala Tata Usaha Puskesmas Tarik, Miswan, mengakui dukungan masyarakat luar biasa dengan inovasi program baru Puskesmas Tarik, karena kesehatan balita terkontrol rutin tiap bulan.

Meski baru terlaksana di Posyandu Kandangan, namun Kepala Puskesmas Tarik, dr Nur Hayati Indah Mayarini, berusaha melaksanakan program ini ke seluruh posyandu wilayah kerjanya.

“Saat ini baru rintisan di satu posyandu. Selanjutnya akan kami promosikan ke 46 posyandu di 13 desa sewilayah kerja kami,” kata Nur Hayati yang memimpin Puskesmas Tarik yang telah terakreditasi Paripurna di tahun 2023. (anto)

Related posts