SIDOARJO – Dua lukisan yang tergantung di dinding pameran “Dua Perspektif” di Dewan Kesenian Sidoarjo, diboyong oleh kolektor seni dari Surabaya.
Lukisan Sentot Usdek bertajuk “Sadness” terjual dengan nominal dua digit. Sentot enggan menyebut bilangan nominal pastinya. Hal sama untuk karya Desemba Sagita berjudul “Be Positif”, diminati oleh apresian seni untuk dibeli dan dipasang di sebuah perpustakaan perguruan tinggi.
“Sadness” yang menggambarkan kesedihan Soekarno ketika mendapati Bumi Pertiwi ini tubuhnya dirusak. Lapisannya, minyak dan gas, dibor, dan digali. Diambil tanpa diganti.
Isinya berupa mineral tambang pasir, batu, logam emas, nikel, timah, mangaan, ditambang habis-habisan tanpa ada balas budi.
“Jangan salahkan bumi, bila dia marah. Bila sakitnya tak terobati akibat anak bangsa yang tak bertanggungjawab,” kata Soekarno bersedih sebagaimana diimajinasikan Sentot ketika mengekspresikan karyanya “Sadness”
Kesedihan Soekarno terbingkai dalam ukuran 150 kali 150 centimeter. Sedangkan “Be Positif” yang menggambarkan simbol matematika untuk nilai mutlak, dimaksudkan Desemba untuk selalu berorientasi pada pikiran positif.
“Di era kehidupan sekarang, kompetisi hidup semakin ketat dan tinggi. Kegagalan dan kecewaan bersliweran, hingga melahirkan pikiran negatif. Semestinya tetap berpikiran positif (Be Positif) di balik kegagalan ada hikmah besar yang didapat,” urai Desemba mendiskripsikan karyanya berukuran 150 kali 200 centimeter.
Ketua Umum Dekesda, Ribut Wijoto, menyampaikan rasa terima kasihnya pada kolektor lukisan yang memboyong karya Sentot Usdek dan Desemba Sagita.
Pameran seni rupa “Dua Perspektif” yang digelar dalam rangkaian perayaan Bulan Bung Karno, dilangsungkan 2-9 Juni 2024, di Dekesda Art Center Jl. Erlangga 67, Sidoarjo. (anto)