Tidak Harus Beurutan! Begini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat Mengenai Puasa Sunah Syawal Selama 6 Hari

Salah satu ciri diterimanya amal di bulan Ramadhan adalah, seorang semakin bertakwa di luar bulan Ramadhan. Syawal, bisa dijadikan momentum menambah dan mempertahankan amal Ramadhan.

Salah satu amalan yang sangat dianjurkan adalah puasa sunah Syawal sebanyak 6 hari lamanya.

Lalu di masyarakat muncul pertanyaan, apakah puasa sunah Syawal ini, harus langsung 6 hari secara urut?

Dikutip dari kanal Youtube Muslimah Hijrah ID, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa umat Islam yang ingin menjalankan ibadah puasa Syawal diberikan kelonggaran waktu yang cukup panjang.

“Nabi memberikan kelonggaran dimulai dari awal Syawal sampai akhir bulan Syawal,” ujarnya.

Meski demikian, kata dia, haram hukumnya untuk menjalankan puasa pada 1 Syawal.

Hal ini lantaran pada tanggal itu umat Muslim dianjurkan melaksanakan salat Idul Fitri dan diharamkan untuk berpuasa.

“Tidak dibenarkan puasa Syawal di hari pertama (bulan Syawal), itu hukumnya haram,”jelas Ustadz Adi Hidayat.

Keutamaan melaksanakan puasa Syawal sangatlah besar.

“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh”, (HR Muslim).

Meski demikian, Ustadz Adi Hidayat, berurutan atau tidak berurutan bukanlah syarat untuk meraih pahala dan keutamaan dari puasa Syawal.

Jika melaksanakannya secara terpisah, Ustadz Adi Hidayat menilai, tidak ada masalah. Hal serupa juga jika melaksanakan secara berurutan.

Menurut dia, Rasulullah SAW sudah memberikan waktu yang cukup panjang untuk melaksanakan puasa Syawal, yakni dari tanggal 2 bulan Syawal hingga tanggal 29 Syawal.

Meski demikian, kata Ustadz Adi Hidayat, Semakin cepat melakukan puasa sunah Syawal, maka akan semakin baik.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS Al-Maidah ayat 48 dan QS Al Imran ayat 133:

فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

“Berlomba-lombalah berbuat kebajikan.” (QS. Al-Maidah: 48)

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133).

Demikian ulasan mengenai pelaksanaan puasa sunah Syawal, tidak mesti berurutan ya, masih ada waktu, yuk fastabiqul khoirot.*

Related posts